Wednesday, November 11, 2015

Uniknya Bogana Pa Gendoet




Pak Ruben adalah owner dari Bogana Pa Gendoet. Bogana Pa Gendoet berlokasi di perumahan Purimas, Bogor. Pemilihan lokasi ini karena tempat sekarang ini satu perumahan dengan tempat tinggal Pak Ruben. Pak Ruben sendiri berencana untuk mengekspansi tempatnya jika memang banyak permintaan. Dibantu oleh 2 karyawan, kebanyakan nasi Bogana ini melayani pemesanan skala besar seperti acara Gereja. Atraksi dari tempat makan ini adalah ia merupakan pioneer Nasi Bogana khas Tegal di Bogor. Selama ini memang belum ada yang membuka usaha nasi Bogana. Pemasarannya sendiri melalui media sosial seperti Instagram & facebook serta word of mouth. Target market untuk Bogana Pa Gendoet adalah untuk kelas menengah (SES B). Untuk waktu pemesanan paling banyak adalah pada saat hari Sabtu dan Minggu, serta makan siang. Harga satu porsinya 18ribu untuk bungkus daun dan 20ribu untuk box. Kebanyakan pesanan di pick up atau take-away. Kompetitornya sendiri belum ada yang mayor karena jualannya hanya 1 macam doang yaitu nasi bogana. Kadang dari pihak toko sendiri sering merasa kewalahan kalau mendapatkan order yang singkat waktunya dengan kuantitas yang besar. Persepsi yang ingin diberikan oleh Pak Ruben adalah enak dan lucu oleh karena itu dinamai Pa Gendoet dengan maksud tradisional dan humoris. Pemesanan bisa dilakukan melalui telepon ataupun online melalui facebook message. Untuk jam 6 sampai 12 siang sudah disiapkan stock untuk pesan langsung ataupun makan ditempat yang berkapasitas 10-12 orang. Tetapi untuk permintaan yang terlalu banyak, harus dipesan terlebih dahulu sebelumnya.

Manis Semanis SugarBell

 
SugarBell Bakery & Cake adalah sebuah toko kue yang menyediakan 3 jenis layanan. Layanan tersebut antara lain layanan take-away roti/cake yang sudah siap, layanan pemesanan cake (biasanya cake untuk event tertentu, dan layanan dine-in. Konsep yang diangkat oleh SugarBell adalah cute, sweet, dan romantis dimana konsep ini dapat terlihat melalui tampilan luar dan dekorasi SugarBell yang didominasi oleh warna putih (representasi vanilla), pink (representasi strawberry) dan cokelat. Tema ini sendiri dianggap karena ownernya ingin menciptakan kesan feminim yang sesuai dengan target market dari SugarBell yaitu anak muda menengah atas (SES A), terutama perempuan yang menyukai dessert (makanan penutup). SugarBell juga ingin memberikan persepsi kepada konsumen yaitu kenyamanan dan juga suasana seperti sedang berada di luar negri. 

Lokasi yang dipilih oleh SugarBell terbilang strategis dikarenakan bertempat di pertigaan jalan ramai yang dekat dengan SMP Negri dan juga bersebelahan langsung dengan minimarket Alfamart. Harganyapun bervariasi dari 8 ribu rupiah hingga 30ribu rupiah untuk minuman dan 5ribu hingga 300ribu untuk roti dan kue. Untuk kue yang dipesan (custom) hargapun bisa bervariasi, tergantung dari seberapa sulit pembuatan kue dan seberapa banyak dekorasi kuenya. Bakery yang sudah berdiri selama 1 tahun di Bogor ini mempunyai cabang yang berada di Jakarta Utara dan dalam mempromosikan toko, SugarBell memilih menggunakan media sosial seperti blog dan juga Instagram. Melalui media sosial ini, banyak terjadi sharing informasi dan juga marketing of attractions SugarBell. 
Untuk persaingannya sendiri, SugarBell merasa bahwa ada banyak tetapi salah satunya belum lama ini ada toko kue baru yang buka di Sukasari, tetapi mbak Astri, sang supervisor, tidak mau menyebut nama toko tersebut. Untuk kapasitasnya sendiri, SugarBell yang buka pukul 08.00-22.00 pada weekdays dan pukul 09.00-23.00 pada weekend ini mempunyai tempat in-door dan out-door. Kapasitas outdoor mencapai 7-8 table sedangkan in-door untuk 2 table. Saat-saat ramainya sendiri adalah pada saat libur dan weekend. Kalau hari biasa saat siang dipenuhi oleh pelajar sekitar pukul 13.00-14.30. Untuk order kue ada 2 cara yaitu melalui online (WhatsApp dan LINE), offline (pesan langsung ke toko). Untuk menjaga kualitas service yang diberikan, SugarBell juga menyediakan forum masukan dan juga feedback dari customers dimana diharapkan bahwa customer dapat terus percaya dengan service yang diberikan oleh SugarBell. 

Warung Barokah Pembawa Berkah






Warung Barokah namanya. Berlokasi di belakang Rumah Sakit PMI dan Kampus IPB menjadikan tempatnya strategis dan ramai didatengi karyawan serta mahasiswa. Pemiliknya, Bu Wasrini sudah menjalankan warung ini selama 21 tahun. Cukup lama memang. Warung ini ingin dikenal sebagai warung yang menjual makanan lezat dengan harga murah. Cukup sesuai memang, untuk seporsi soto daging saja, bu Wasrini menghargai 15 ribu/porsi. Warung ini berkapasitas 6-8 orang. Dengan dibantu seorang asisten, warung kecil ini memiliki banyak pelanggan. Menu yang ditawarkan antara lain ada nasi rames dan juga soto daging dan iga. Harapan bu Wasrini, dengan nama warung barokah, ia dapat membahwa berkah baik untuk keluarganya maupun untuk pelanggannya. Bu Wasrini ini juga terkenal ramah dikalangan masyarakat sekitar. Untuk saingan sendiri, Ibu Wasini mengatakan bahwa seluruh warung disekitarnya adalah saingan hanya saja ia tidak memperhatikan hal tersebut karena ia percaya bahwa setiap orang punya rezekinya masing-masing. Pelayanannya terbukti telah memberi kepuasan tersendiri untuk banyak orang.
Warung ini menargetkan SES C sebagai konsumennya. Waktu buka warung mulai dari jam 05.30 sampai 17.00. Dalam sehari, bu Wasrini dapat menghabiskan 7-8Liter beras. Ia mengakui bahwa saat-saat paling ramai adalah pada siang hari pukul 10.00 sampai 13.30 dan terutama saat bubaran Jumatan yaitu jam 12.30 pada hari Jumat. Semoga kiranya bu Wasrini bisa terus membawa berkah! 




Monday, October 5, 2015

Mas Ramdan, The Humble Figure



Profile Interviewee: 
Ramdan
42 Tahun
Wiraswasta
Pengeluaran 500ribu/bulan





Saat itu hari sudah semakin sore. Sayapun berkeliling lingkupan luar lapangan sempur. Ada sebuah warung tua disebrang lapangan. Terdapat seorang bapak yang duduk dipojokan sambil merokok. Sayapun mengajak beliau berdialog. Dari awal percakapan kami, terlihat bahwa mas Ramdan adalah seorang yang punya pengetahuan luas. Ia banyak menceritakan mengenai Bogor kepada saya. Curahan hatinyapun tertuang dalam wawancara kali ini.

“Waktu santai saya ya duduk di warung, nontonin anak-anak muda atau ngeliatin orang lewat sambil ngopi sama ngerokok. Itu udah paling asik deh.”, ujar mas Ramdan. Pria berumur 36 tahun ini kembali menambahkan  “Saya pilih lapangan sempur karena lebih asik aja, lebih santai. Banyak masyarakat sekitar sini yang main. Ada yang bukan dari sini juga ikut meramaikan. Bisa dapat olahraganya, santai, jadi relax gitu kan.”

Terlihat sekali kalau mas Ramdan banyak mengetahui tentang wilayah disini. Beliau mengatakan kalau ada banyak variasi kegiatan yang dapat dilakukan di lapangan sempur ini. “Disini memang terutama terkenalnya karena olahraga. Ada kemungkinan ke pola hidup sehat. Karena banyak penyakit makanya harus dicegah dengan olahraga.”, begitu penjelasan beliau mengenai keadaan sekarang. Menurut beliau, masyarakat sekarang menghabiskan waktunya untuk dapat bercengkrama bersama sambil olahraga demi hidup sehat. Tak ayal kadang ia juga melakukannya. Tetapi pada kesempatan kali ini ia sedang ingin duduk menikmati indahnya kesendirian sambil ditemani segelas kopi dan sebatang rokok.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai wisata Bogor lainnya, mas Ramdan mulai banyak mencurahkan pandangannya. “Sekarang mah kuliner yang makin diminati. Bukan cuma anak muda aja, orang tua juga banyak.” Ketika ditanya mengenai kelebihan dan kekurangan kota Bogor, ia mengatakan ,“Bogor itu nyaman, aman, tentram. Orang-orangnya ramah. Tapi fasilitasnya butuh ditambahin. Kadang anak-anak yang lagi nongkrong kayak didepan ini, mereka lagi nyantai atau gimana, sering terganggu oleh oknum-oknum tertentu. Kadang aparatnya ada penertiban. Memang tidak dapat menyalahkan aparatnya. Kadang ada orangtua yang ga setuju anaknya sampai malam nongkrongnya.”

Ketika mulai membicarakan tentang ekonomi, ia kembali bercerita mengenai hal yang dirasakannya selama ini ,“Usaha saya lumayan terukur tapi ga mendukung untuk kedepan sebenarnya mbak.” Sayangnya ada keterbatasan ekonomi yang dialami oleh mas Ramdan yang berprofesi sebagai wirausaha ini. Walaupun Bogor ramai, tetap sayang usahanya stagnan.

Menutup wawancara kali ini, mas Ramdan memberikan beberapa saran untuk lapangan Sempur. ”Berikan fasilitas, datang hujan kasi tempat berteduh. Sekarang yang diperindah cuma taman melulu, penghijauan semua, tapi coba kalau datang hujan disini kan ga ada tempat berteduh. Jadi mending dimaksimalkan satu tempat dulu.”, jelas beliau.

Banyak hal yang saya tidak sadari sebelumnya menjadi tersadarkan karena penuturan dari mas Ramdan. Semoga kedepannya mas Ramdan bisa sukses dengan usahanya! 




N.B.: Check out my ig @rebeccavania for the video and don't forget to like this post!  ;)
 
Vania Hartanto
vaniahartanto95@gmail.com 

Sunday, October 4, 2015

Cerita Asik dengan Kang Tesar

Profile Interviewee: 
Tesar
30 tahun
Karyawan Farmasi
Pengeluaran



Di pinggir lapangan Sempur, terlihat ada 2 orang pria yang sedang bercengkrama minum kopi sambil merokok. Keduanya terlihat sedang menikmati waktu santai. Tak lama kemudian, sayapun mengajak salah satunya untuk diwawancarai.
Pria berperawakan cungkring ini bernama Tesar. Ia merupakan warga asli kota Bogor. Saat ini ia sedang menghabiskan waktu santainya dengan temannya di lapangan Sempur. Ketika ditanya tentang apa yang sedang dilakukannya, dengan santai ia menjawab ,"Ini lagi libur, biasanya duduk minum kopi. Nyantai sambil ngelihat orang main bola.” Ya benar. Saat itu sedang ada aktifitas permainan bola. Terlihat bahwa banyak orang sedang berlari, lompat tali, dan ada juga yang hanya duduk santai sambil ngobrol. Ketika ditanya mengenai keberagaman yang ada, kang Tesar mengatakan bahwa lapangan Sempur itu adalah lapangan yang bebas dipakai siapa saja. Memang tujuan utama adalah berolah-raga, tapi dapat dikatakan bahwa inilah lapangan serbagunanya Bogor. Ia tinggal di dekat lapangan sehingga ia sering menghabiskan waktunya disini.
Kang Tesar memilih menghabiskan leisure time di lapangan sempur karena, “Kalau pingin olahraga, olah raga. Kalau misal pingin nongkrong sama temen kan bisa ngobrol-ngobrol kayak gini, deket sama kota jadi juga janjiannya gampang.” "Lapangan ini rame dan terutama kalau ada acara olahraga, upacara, dan juga bazaar. Suka di sempur soalnya deket ama rumah. Angkotnya gampang. Biasa naik angkutan umum.", tambah kang Tesar.
Memang terlihat bahwa kang Tesar seperti tidak ada beban. Ketika ditanya mengenai apa makna leisure time baginya, iapun menjawab ,“Waktu santai itu ya buang-buang waktu percuma. Keluar dari aktivitas kerjaan, bisnis”. Memang benar selain berprofesi di bidang farmasi, kang Tesar juga aktif berjualan online. “Biasanya sering ketemu temen itu pasti disini. Seringnya COD (Cash on Delivery). Jual-beli online lewat facebook gitu deh.”, jelas kang Tesar. Baginya waktu santai itu bisa dibarengi dengan waktu transaksi. Sambil menunggu orang, sambil duduk menikmati udara sejuk.
Ketika ditanya-tanya mengenai mengapa masih berdomisili di kota Bogor dan kelebihan-kekurangannya, kang Tesar mulai bercerita “Bogor itu enak, adem, fasilitas tuh baru sekarang-sekarang aja sama walikota yang  baru jadi ditambahin. Tapi sayangnya sekarang juga Bogor makin panas. Pengalihan kota katanya.  Kayak Jakarta ke sini. Udah mulai ramenya disini. Kendalanya itu tuh.” Rasa cintanya kepada Bogor membuat saya terlibat dalam percakapan seru dengannya mengenai kota Bogor lebih dalam lagi. “Masalahnya ada program pengalihan ke Bogor, timbul positif-negatif. Kalau kata orang Sunda, Bogoh ka Bogor. Semua orang dialihkan ke Bogor, biar maen ke Bogor. Ga enak juga kalau udah terlalu rame”, curhat kang Tesar. 
Melihat antusiasnya bercerita tentang kota Bogor, sampailah kami ke penghujung wawancara. Kang Tesar berharap kalau lapangan Sempur lebih diperhatikan lagi programnya. Ia masih ingin menikmati waktu luang sambil bersantai disini tetapi dengan tempat yang semakin baik lagi fasilitas dan programnya. 

N.B.: Check out my ig @rebeccavania for the video and don't forget to like this post!  ;)
 
Vania Hartanto
 vaniahartanto95@gmail.com